Sabtu, 24 November 2012

Pertemuan pertama,
TEKNIS DASAR MENULIS

Menulis adalah proses menuangkan pemikiran, artinya apapun yang Anda pikirkan dapat Anda tuliskan. Maka mulailah menulis dari apa yang Anda sukai, karena yang Anda perlukan untuk menulis hanya duduk dan menggerakkan tangan untuk merangkai kata.

Masalah dalam menulis

1.   Sulit mengawali tulisan?
Tes paling sederhana: “Tulis apa saja yang Anda pikirkan selama 2 menit, tanpa dikoreksi dan jangan berhenti! Tulis semua yang melintas dalam pikiran, jangan dkritisi dan dipikirkan terlbih dahulu, tuliskan semuanya! Mulai!”

Setelah dua menit menulis tanpa henti, lihatlah kembali tulisan Anda. Apa yang didapat? Ya, sebuah tulisan! Ternyata Anda bisa menulis.. Meskipun tidak begitu baik hasilnya, tetapi bayangkan 10 tahun kemudian, apakah Anda tahu apa yang Anda pikirkan saat ini? Tidak! Hanya melalui tulisan itu Anda mengerti apa yang pernah Anda pikirkan.

Hal itu juga menjadi fakta bahwa menulis adalah aktivitas yang mudah dilakukan, menyenangkan, dan sangat berarti bagi kita di masa yang akan datang. Anda tak akan pernah tahu betapa berartinya apa yang Anda pikirkan saat ini di masa yang akan datang. Maka mulailah menulis!

2.   Mentok di Tengah-tengah
Penyakit penulis –tidak saja pemula, tetapi juga profesional writter— adalah proses menulis yang tiba-tiba stuck atau buntu di tengah-tengah. Misal, Anda sedang membuat sebuah cerpen atau novel, tiba-tiba ceritanya buntu atau kalimatnya mentok dan sulit untuk dilanjutkan.

Ada tips sederhana untuk menghadapi masalah ini, yaitu: “Lanjutkan dengan Kata Sambung!”
Misal cuplikan cerpen:

“Brakkk!!!” Ali tiba-tiba menggebrak meja saat aku dan Sinta asyik becanda di tengah-tengah rapat yang makin larut. Aku terkejut, begitu juga Sinta dan lima rekanku yang lain yang duduk dihadapanku. Mereka sedari awal memang tampak tak bersemangat mengikuti rapat ini. ----Mentok.!!!

[lanjutkan dengan kata sambung, seperti: Kemudian, Lalu, Tetapi, Olehkarena itu, Dan, Atau, Meskipun, Saat, dsb.]

Kemudian, dengan mimik wajah yang kesal Ali melempar spidol hitam yang sedari tadi dipegangnya untuk menulis di white board, ke hadapan kami. ---stop, mentok lagi!!

Dan tanpa sepatah katapun, pria berambut ikal yang kami kenal tak suka marah itu pergi keluar ruangan meninggalkan kami dalam kebingungan,”

Nah, dengan kata sambung maka Anda tak akan lagi menghadapi kebuntuan dalam merangkai cerita. Begitu juga saat menulis opini, essai, artikel, puisi, resensi, bahkan tulisan ilmiah sekalipun. Kata kuncinya: Gunakan Kata Sambung!

Beberapa penyakit menulis yang kadang sulit dihindari:

a.   Kebiasaan membaca ulang naskah tulisan padahal baru satu paragraf, atau bahkan kebiasaan mengeditnya padahal belum selesai. Saran: Lanjutkan menulis sampai selesai, baru kemudian diedit. Jangan sedikit-dikit dibaca, dikoreksi, dan diedit kalimatnya. Let it flow, nikmati tulisanmu.

b.   Penggunaan bahasa yang tidak konsisten. Misal, semula menggunakan kata ‘Aku’, tiba-tiba berganti jadi ‘Saya’, atau Gue, bahkan mungkin dicampur adukkan. Nah, ini perlu diperhatikan karena berkaitan dengan kenyamanan pembaca untuk melanjutkan ceritamu atau tidak.

c.   Terjebak pada diksi (pemilihan kata). Seolah ingin tampak serius atau terlihat pintar, jadi cerita atau naskah dalam tulisan yang Anda buat terjebak dengan kata-kata ilmiah yang terlihat ingin keren padahal tidak nyambung. Misal: Sinergi, alienasi, paradigma dan sebagainya. Saran: Gunakan saja bahasa yang sederhana dan mengalir, sesuaikan dengan tujuan, gaya bahasa dan kenyamanamu membuat tulisan.

Beberapa saran bagi penulis pemula:
a.     Banyak membaca (ini modal utama untuk memperkaya istilah, diksi dan belajar dari gaya tulisan orang lain).
b.     Menulislah untuk catatan harian! Biasakan menuliskan setiap peristiwa penting dan tidak penitng yang Anda alami.
c.     Buatlah sebuah blog dan publikasikan setiap tulisanmu!
d.     Ikuti lomba-lomba menulis
e.     Aktif dengan Internet; Blogging, twitter, facebook, media online, dsb.

Selamat menulis! =) 



Sabtu, 10 November 2012



Akan Bagaimana..
Oleh: Fayruz Asy Syaathirii

Jika Muhammad datang menemuimu
Mengetuk pintu rumahmu saat lelap tidurmu
Mengucapkan salam dengan lembut dan merdu
Akankah kau membiarkannya
Mengulangi salam hingga tiga kali, lalu pergi?

Jika akhirnya kau membukakan pintu
Menjawab salam sekedarnya
Membuka pintu sebelum Ia pergi
Akankah kau menyambutnya dengan suka cita?
Atau kau langsung bertanya ‘ada apa?’
Sebelum mempersilahkan duduk dengan hormat?

Jika Muhammad berkunjung ke rumahmu
Akankah mengganti bajumu
Dengan baju terbaik yang kau punya

Jika benar ia datang ke rumah mungilmu
Akankah kau semprotkan wewangian
Di semua sudut rumahmu
Agar beliau kerasan?

Ini jika, Nabi Muhammad duduk di rumahmu
Di atas kursimu yang bolong-bolong
Akankah kau menggantinya
Dengan kursi terbaikmu?
Ini jika, Nabi Muhammad benar-benar datang
Dan meminta ijin menginap semalam
Di rumah sederhanamu
Akankah kau siapkan alas tidur terbaikmu untuknya
Dan kau tidur di kursi di ruang tamu?
Akan bagaimana, kawan?

Atau bagaimana
Jika setidaknya Muhammad hadir di mimpimu?
Akan bagaimana, kawan?



SOW Goes to Tangkuban Perabu
Oleh: Fikriyah

Kunjugan Literasi menjadi salah satu program andalan School of Writer (SOW) sejak angkatan pertama. Setelah SOW I berhasil melakukan kunjungan ke Rumah Dunia dan Banten Lama tahun 2011, tahun ini SOW II berhasil mengunjungi Kota Bandung, dengan tujuan Tangkuban Perahu dan Saung Angklung Udjo. Agenda ini dilaksanakan pada 19 Januari 2012 lalu, setelah masa berakhirnya kegiatan pelatihan School of Writer II.

Tangkuban perahu, seperti yang kita tahu menjadi salah satu tempat wisata paling diminati bukan saja oleh wisatawan dalam negeri, tapi juga para turis atau pelancong asal luar. Tangkuban perahu sangat terkenal dengan panorama kawah di atas gunung yang terus mengeluarkan uap dan kabut putih. Pemandangan ini dapat menghiptonis siapa saja yang datang tua maupun muda.

Untuk memasuki lokasi kawah tangkuban perahu, pengunjung harus menaiki sebuah minibus dengan tiker seharga Rp. 5.000. Perjalanan menuju kawah dari bawah gunung hanya sekitar 5-10 menit. Tiba di puncak kawah, pengunjung langsung disuguhi suasan kawan pergunungan dengan hawanya yang sangat dingin. Kawah di tangkuban perahu seluruhnya dipagari oleh pagar kayu.




Tidak saja disuguhi pemandangan kawah yang menakjubkan, pemandangan sekitar juga sangat eksotis dan menarik untuk dinikmati dan diabadikan dalam kamera. Selain itu, di lokasi Tangkuban Perahu, banyak para pedagang yang menyediakan buah stawberry dalam kemasan, mungkin untuk menambah kesan pegunungan atau bisa juga simbol alam yang indah. Di puncak kawah juga, cinderamata dijajaka sebagai buah tangan yang tak boleh dilewatkan oleh para pengunjung.

Tempat wisata yang terkenal dengan asal usulnya yang melegenda ini,  memang terkesan tidak akan membuat bosan. Maka bukan sesuatu yang asing lagi menjadikan tangkuban perahu sebagai salahsatu lokasi tujuan wisata untuk me-refresh diri dan berliterasi budaya.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
SOW Community. Diberdayakan oleh Blogger.